Artikel

Retainer Sebagai Perawatan Pasca Lepas Behel

Retainer Sebagai Perawatan Pasca Lepas Behel

Relaps menggambarkan kecenderungan gigi untuk kembali ke posisi semula sebelum diperbaiki melalui perawatan ortodonti, dan hal ini diatasi melalui fase retensi. Fase ini merupakan bagian penting dari perawatan ortodonti yang bertujuan mempertahankan gigi pada posisi yang telah diperbaiki setelah peranti ortodontis dilepas. Potensi perbaikan setelah perawatan terduga terjadi pada setiap pasien karena relaps memiliki sifat yang sulit diprediksi.

Secara umum, perawatan ortodonti bertujuan untuk menempatkan gigi pada lengkung dan oklusi yang optimal. Setelah gigi bergerak ke posisi baru, diperlukan waktu setidaknya satu tahun agar jaringan sekitarnya dapat beradaptasi dengan posisi gigi yang baru. Jika gigi tidak dijaga selama periode ini, kemungkinan besar akan terjadi relaps. Terdapat berbagai macam faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya relaps setelah perawatan ortodonti, dan hal ini dapat dicegah dengan menggunakan retainer pasca perawatan.

Apa itu retainer?

Retensi merupakan tahap penting dalam perawatan gigi untuk menjaga agar gigi tetap dalam posisi yang sudah diperbaiki setelah selesai perawatan, sehingga mencegah gigi kembali ke posisi semula yang disebut sebagai relaps. Proses ini sangat menentukan keberhasilan perawatan gigi.

Retainer gigi adalah suatu alat khusus yang digunakan setelah gigi diperbaiki menggunakan perangkat ortodontis seperti kawat atau behel. Fungsi retainer adalah mencegah gigi kembali ke posisi semula setelah perawatan.

Mengapa penggunaan retainer itu penting?

Penggunaan retainer sangat penting karena setelah perawatan ortodonti, jaringan dan tulang di sekitar gigi membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan posisi gigi. Jika retainer tidak digunakan, ada risiko gigi kembali ke posisi semula, yang dikenal sebagai relaps.

Oleh karena itu, retainer gigi merupakan bagian penting dari perawatan ortodonti yang membantu memastikan hasil perawatan yang langgeng dan mempertahankan perbaikan yang telah dicapai. Sehingga perawatan ortodonti yang dijalani pasien akan sia-sia, maka dari itu penggunaan retainer menjadi sangat penting dalam suatu rangkaian perawatan ortodonti.

Namun, perlu diingat penggunaan retainer sebaiknya dilakukan secara kontinu sepanjang waktu karena otot-otot pengunyahan dapat tetap berpengaruh terhadap keseimbangan gigi, sehingga retainer perlu dipakai secara berkelanjutan untuk mencegah gigi mengalami relaps.

Macam – macam retainer

1. Retainer Cekat

Pemakaian retainer cekat adalah metode praktis karena membutuhkan kepatuhan pasien yang minimal. Saat ini, retainer cekat dapat bermacam-macam jenis, mulai dari cara pembuatannya, bahan yang digunakan, hingga daerah di mana kawat dibonding pada bagian belakang gigi.

Kawat retensi cekat merupakan perangkat gigi yang sering dipilih oleh dokter gigi. Kawat ini ditempatkan di bagian belakang gigi, khususnya pada enam gigi depan bagian bawah. Dokter gigi lebih suka menggunakan kawat retensi cekat setelah menyelesaikan perbaikan gigi yang miring atau untuk menjaga jarak antara gigi taring. Pemakaian perangkat ini diperlukan ketika terencana tahap retensi jangka panjang. Gigi bagian depan bawah lebih cenderung untuk kembali ke posisi semula, oleh karena itu, pemasangan kawat retensi harus dilakukan dengan hati-hati dan pasif, agar tidak menimbulkan tekanan yang dapat menghambat keberhasilan tahap retensi.

Keuntungan penggunaan retainer cekat:

  • Kemudahan Perawatan

Retainer cekat memerlukan tingkat kepatuhan pasien yang minimal, sehingga lebih mudah untuk diterapkan dan dipelihara dibandingkan retainer lepasan yang memerlukan perawatan yang lebih intensif.

  • Stabilitas Posisi Gigi

Retainer cekat efektif dalam menjaga gigi tetap dalam posisi yang telah diperbaiki setelah perawatan ortodonti. Hal ini membantu mencegah terjadinya relaps, yaitu kembalinya gigi ke posisi semula.

  • Pemeliharaan Hasil Perawatan

Retainer cekat mendukung pemeliharaan hasil perawatan ortodonti jangka panjang. Gigi yang telah diatur dengan susah payah dapat tetap dalam posisi yang diinginkan untuk waktu yang lebih lama.

  • Tidak Mengganggu Aktivitas Sehari-hari

Karena retainer cekat tetap terpasang di belakang gigi, penggunaannya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti berbicara atau makan.

  • Kepraktisan dalam Pemakaian

Retainer cekat dapat diterapkan dengan mudah dan tidak memerlukan perawatan khusus oleh pasien. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang praktis untuk mempertahankan hasil perawatan ortodonti.

Kekurangan penggunaan retainer cekat:

  • Kenyamanan dan Ketidaknyamanan Awal

Pada awal penggunaan, pasien mungkin merasa tidak nyaman dan mengalami ketidaknyamanan karena adanya benda asing di bagian belakang gigi. Proses penyesuaian bisa memakan waktu.

  • Keterbatasan Pembersihan Gigi

Retainer cekat dapat menyulitkan akses untuk membersihkan gigi dan gusi. Hal ini dapat meningkatkan risiko penumpukan plak dan karies jika kebersihan tidak dijaga dengan baik.

  • Pembentukan Kotoran

Bagian belakang gigi yang tertutup retainer cekat dapat menjadi tempat berkumpulnya sisa-sisa makanan dan bakteri, menyebabkan pembentukan plak yang sulit dijangkau.

  • Biaya dan Perawatan Tambahan

Meskipun retainer cekat memiliki biaya awal, tetapi mungkin diperlukan perawatan tambahan jika ada kerusakan atau ketidakcocokan. Ini dapat menambah biaya secara keseluruhan.

  • Tidak Dapat Dilepas Sendiri oleh Pasien

Retainer cekat tidak dapat dilepas sendiri oleh pasien, sehingga memerlukan bantuan dokter gigi jika perlu disesuaikan atau diperbaiki.

  • Potensi Kerusakan Pada Retainer

Retainer cekat terpasang di belakang gigi dan dapat rentan terhadap kerusakan atau patah, terutama jika terkena tekanan yang tidak terduga.

2. Retainer Lepasan

Retainer lepasan adalah perangkat ortodonti yang dirancang untuk menjaga dan mempertahankan posisi gigi setelah selesai perawatan ortodonti. Berbeda dengan retainer cekat yang tetap terpasang di gigi, retainer lepasan dapat dilepas dan dipasang kembali oleh pemakainya. Ini memberikan fleksibilitas dan kemudahan bagi pemakai untuk membersihkan gigi atau untuk situasi tertentu.

Retainer lepasan memiliki beberapa fungsi yang penting. Salah satunya adalah menjaga hasil perawatan ortodonti dengan mencegah terjadinya relaps, yang merupakan kembalinya gigi ke posisi semula. Jenis bahan yang digunakan untuk membuat retainer lepasan juga sangat beragam, mulai dari plastik hingga logam, bahkan ada yang dirancang transparan atau sesuai dengan warna gigi untuk aspek estetis.

Retainer lepasan dianjurkan untuk digunakan setelah perawatan ortodonti selesai. Penggunaan rutin retainer lepasan memainkan peran penting dalam mencapai efektivitasnya, sesuai dengan instruksi dokter gigi.

Untuk memastikan keberhasilan, retainer lepasan perlu dirawat dengan baik. Membersihkan retainer secara teratur diperlukan agar tidak terjadi penumpukan plak atau bakteri yang dapat merugikan kesehatan gigi. Meskipun dianggap lebih nyaman oleh beberapa orang karena dapat dilepas untuk makan atau membersihkan gigi, pemakaian yang konsisten dan sesuai aturan tetap menjadi kunci utama untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Terakhir, pemakai retainer lepasan tetap disarankan untuk menjalani kunjungan rutin ke dokter gigi. Hal ini bertujuan untuk pemeriksaan dan penyesuaian jika diperlukan, sehingga perawatan ortodonti dapat berlangsung dengan optimal dan hasilnya dapat dipertahankan dengan baik.

Kelebihan penggunaan retainer lepasan:

  • Fleksibilitas Pemakaian

Retainer lepasan dapat dilepas dan dipasang kembali oleh pemakai, memberikan fleksibilitas yang tinggi untuk membersihkan gigi atau dalam situasi tertentu.

  • Estetika

Beberapa retainer lepasan dirancang agar transparan atau sesuai dengan warna gigi, sehingga kurang terlihat dan memberikan aspek estetis yang lebih baik dibandingkan retainer cekat yang terlihat jelas.

  • Perawatan yang Lebih Mudah

Retainer lepasan umumnya lebih mudah untuk dibersihkan karena dapat dilepas, sehingga mengurangi risiko penumpukan plak dan karies.

  • Kenyamanan Pemakai

Beberapa orang menganggap retainer lepasan lebih nyaman karena dapat dilepas untuk makan atau membersihkan gigi.

Kekurangan penggunaan retainer lepasan:

  • Kepatuhan Pasien

Efektivitas retainer lepasan bergantung pada tingkat kepatuhan pasien. Jika pemakaian tidak konsisten, hasilnya mungkin tidak optimal.

  • Kemungkinan Kehilangan atau Kerusakan

Karena dapat dilepas, ada risiko kehilangan atau kerusakan retainer lepasan. Ini dapat menyebabkan biaya tambahan untuk penggantian.

  • Pemakaian yang Kurang Efisien

Jika retainer lepasan tidak digunakan sesuai dengan instruksi dokter gigi, terutama dalam hal pemakaian rutin, dapat mengurangi efektivitasnya dalam mencegah relaps.

  • Keterbatasan dalam Memperbaiki Rotasi Gigi

Untuk kasus gigi yang mengalami rotasi berat, retainer lepasan mungkin kurang efektif dibandingkan dengan retainer cekat.

  • Perawatan yang Memerlukan Keterampilan

Retainer lepasan memerlukan perawatan yang cermat dan pemahaman tentang cara membersihkan dan merawatnya agar tetap efektif.

Prosedur penggunaan retainer

  • Retainer di pakai siang dan malam selama 3-6 bulan.
  • Setelah 3 bulan, dilakukan observasi dengan melepas retainer saat keluar rumah. Cek dengan pemakaian kembali, jika terasa sesak pemakaian retainer siang dan malam diperpanjang lagi selama 3 bulan. Jika tidak sesak, alat dilepas jika keluar rumah.
  • Setelah 3 bulan, dilakukan observasi dengan memakai retainer hanya pada malam hari. Cek dengan pemakaian kembali, jika terasa sesak pemakaian retainer di rumah diperpanjang lagi selama 3 bulan. Jika tidak sesak, maka retainer hanya dipakai saat malam hari selama 3 bulan.
  • Setelah 3 bulan, dilakukan observasi dengan melepas retainer. Cek dengan pemakaian kembali, jika terasa sesak pemakaian retainer malam hari diperpanjang lagi selama 3 bulan. Jika tidak sesak maka retainer dapat dilepas.

Dalam mengambil keputusan terkait penggunaan retainer, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi. Dokter gigi akan memberikan informasi yang tepat dan panduan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing, sehingga penggunaan retainer dapat diatur dengan optimal untuk mempertahankan hasil perawatan ortodonti secara efektif.

Referensi

Pamungkas, G.B. (2022). “The Role of Retainer as Preventive in Post-Orthodontic Treatment Relaps.” Gufa Bagus Pamungkas, Volume 2, No 2, Issue 1, Pages 1-4.

Goenharto, S., & Rusdiana, E. (2015). “Peranti Retensi Pasca Perawatan Ortodonti (Retainer after Orthodontic Treatment).” Journal of Dental Technology, Volume 4, No.1, January – June, Pages 1-7.

Joyowidarbo, A., & Wijaya, H. (DOI: 10.25105/jkgt.v5i1.16777). “Retainer Cekat sebagai Metode Retensi Pasca Perawatan Ortodonti (Scoping Review).” JKGT, Volume 5, No. 1.