Jl. Deles Indah Km 2
Kebonarum, Klaten
Artikel
Pernahkah Kamu Periksa Gigi Lalu Diberi Antibiotik? Kenapa Harus Dihabiskan?
Pernahkah Kamu Periksa Gigi Lalu Diberi Antibiotik? Kenapa Harus Dihabiskan?
Saat kamu pergi ke dokter gigi untuk perawatan, ada kalanya dokter akan memberikan resep antibiotik. Biasanya, antibiotik diresepkan ketika ada infeksi bakteri yang parah di sekitar gigi atau gusi. Namun, kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa antibiotik ini harus dihabiskan meski kamu merasa sudah sembuh sebelum obatnya habis?
Pentingnya Menghabiskan Antibiotik
Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi, tetapi tidak semua bakteri akan mati pada waktu yang sama. Jika kamu berhenti minum antibiotik sebelum waktunya, bakteri yang tersisa mungkin masih hidup dan malah bisa menjadi kebal terhadap antibiotik. Hal ini bisa menyebabkan infeksi kembali atau bahkan menjadi lebih sulit diobati di kemudian hari. Selain itu, penggunaan antibiotik yang tidak tepat juga berkontribusi pada masalah global, yaitu resistensi antibiotik.
Banyak pasien yang masih belum patuh dalam menghabiskan antibiotik setelah perawatan gigi, dan ini bisa meningkatkan risiko resistensi bakteri. Beberapa pasien cenderung menghentikan konsumsi antibiotik begitu rasa sakit hilang, tanpa menyadari bahaya resistensi bakteri. Penting sekali untuk memberikan edukasi yang lebih baik kepada pasien tentang penggunaan antibiotik agar mereka paham betapa seriusnya dampak resistensi bakteri.
Kapan Antibiotik Diresepkan dalam Perawatan Gigi?
Antibiotik tidak selalu diperlukan dalam setiap perawatan gigi. Biasanya, obat ini hanya diberikan pada kasus-kasus tertentu seperti infeksi gigi parah, abses, atau sebelum prosedur bedah gigi. Dalam beberapa kasus, antibiotik juga diberikan untuk pasien dengan kondisi medis tertentu yang rentan terhadap infeksi, seperti mereka yang memiliki penyakit jantung atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Pemberian antibiotik dalam kedokteran gigi sering menjadi topik yang kontroversial. Meski efektif untuk mengatasi infeksi bakteri, penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak sesuai indikasi bisa berakibat buruk, terutama dalam meningkatkan risiko resistensi bakteri. Oleh karena itu, penting bagi dokter gigi untuk lebih selektif dan bijaksana dalam meresepkan antibiotik.
Kapan Dokter Gigi Meresepkan Antibiotik?
Tidak setiap keluhan gigi memerlukan antibiotik. Antibiotik biasanya diberikan hanya dalam kasus tertentu yang berhubungan dengan infeksi bakteri. Beberapa contoh kasus yang sering ditemui di klinik gigi dan memerlukan antibiotik antara lain:
1. Abses Gusi
Abses adalah infeksi yang terjadi di sekitar akar gigi atau di gusi akibat bakteri yang masuk melalui gigi berlubang atau gusi yang terinfeksi. Kondisi ini sering ditandai dengan nyeri yang sangat kuat, pembengkakan, serta munculnya nanah. Antibiotik diperlukan untuk mengontrol infeksi bakteri agar tidak menyebar ke area lain, seperti tulang rahang atau jaringan lunak wajah.
2. Perawatan Pasca Pencabutan
Setelah mencabut gigi, terutama gigi bungsu atau gigi yang sulit, ada risiko infeksi pada soket gigi yang terbuka. Jika luka pasca ekstraksi terinfeksi bakteri, dokter gigi akan meresepkan antibiotik untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi. Ini umum terjadi pada pasien dengan gigi yang tumbuh tidak normal atau mengalami impaksi.
3. Perikoronoitis
Ini adalah kondisi di mana jaringan gusi yang menutupi sebagian gigi yang belum sepenuhnya tumbuh (biasanya gigi bungsu) terinfeksi. Perikoronitis sering disertai dengan rasa sakit, bengkak, dan kadang demam. Jika infeksi menjadi parah, antibiotik dibutuhkan untuk mengendalikan penyebaran infeksi, terutama ke bagian leher atau pipi.
4. Prosedur Bedah Gigi untuk Pasien dengan Kondisi Medis Khusus
Pada pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti penderita penyakit jantung atau diabetes, antibiotik dapat diberikan sebelum dan setelah prosedur gigi untuk mencegah infeksi. Hal ini dilakukan karena pasien dengan kondisi ini lebih rentan terhadap infeksi yang bisa berakibat serius.
Bagaimana Cara Mengonsumsi Antibiotik dengan Benar?
Agar antibiotik bekerja efektif, kamu harus mengikuti anjuran dokter dengan benar, termasuk:
- Menghabiskan sesuai dosis – meski kamu merasa lebih baik sebelum obatnya habis, penting untuk tetap mengonsumsi antibiotik hingga dosis terakhir.
- Tidak membagi dosis – jangan pernah berbagi antibiotik dengan orang lain, karena setiap infeksi dan kondisi pasien bisa berbeda.
- Edukasi diri – pastikan kamu memahami instruksi dari dokter atau apoteker tentang cara dan waktu minum antibiotik.
Dengan mengikuti petunjuk yang benar, kamu membantu tubuh melawan infeksi dengan efektif dan mencegah resistensi antibiotik yang berbahaya bagi kesehatan di masa depan.
Antibiotik adalah senjata ampuh dalam mengatasi infeksi, termasuk infeksi gigi, namun penggunaannya harus bijak. Menghabiskan antibiotik yang diresepkan oleh dokter adalah langkah penting untuk memastikan infeksi benar-benar sembuh dan untuk mencegah resistensi bakteri yang bisa mempersulit perawatan di masa mendatang.
Referensi
Rahayu, W., & Sari, P. (2022). Edukasi Pasien dalam Penggunaan Antibiotik Setelah Perawatan Gigi. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi, 10(1), 45-52.
Pratama, A. (2021). Pentingnya Kepatuhan dalam Mengonsumsi Antibiotik untuk Mengatasi Infeksi Gigi. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia, 9(2), 102-110.
Nugroho, D., & Santoso, B. (2023). Resistensi Antibiotik di Bidang Kedokteran Gigi: Sebuah Tinjauan. Jurnal Gigi Klinik Indonesia, 12(3), 67-75.