Artikel

Menguatkan Gigi Dengan Splinting

Menguatkan Gigi Dengan Splinting

Gigi yang mengalami kegoyahan (mobilitas), seringkali menjadi masalah yang dapat menyebabkan kehilangan gigi. Mobilitas gigi, yang merupakan salah satu jenis penyakit periodontal, disebabkan oleh kerusakan tulang penyangga gigi, trauma oklusi, dan peradangan yang merambat dari gingiva ke jaringan pendukung yang lebih dalam.

Saat ini sudah ada metode splinting untuk mengatasi masalah tersebut. Gigi yang sudah goyang namun tidak terlalu parah tidak perlu dicabut untuk penanganannya. Simak bacaan berikut untuk mengetahui lebih lanjut tetang splinting.

Apa itu splinting gigi?

Splint, sebuah perangkat yang dirancang secara khusus, berperan dalam menstabilkan atau mengencangkan gigi-gigi yang mengalami kegoyangan akibat trauma atau penyakit. Dalam prosedur yang dikenal sebagai splinting gigi, gigi yang longgar, patah, atau rapuh dijadikan satu kesatuan atau diperkuat menggunakan perangkat tersebut. Tujuannya adalah meningkatkan stabilitas gigi, mencegah pergeseran yang tidak diinginkan, serta memfasilitasi proses penyembuhan secara optimal.

Metode untuk mengikat gigi yang mengalami kegoyangan dengan menggunakan kawat tipis, dirancang secara khusus untuk tujuan ini. Biasanya, prosedur ini menggunakan bahan ikatan seperti fiber atau serat-serat khusus yang tidak hanya aman, tetapi juga memberikan hasil estetika yang optimal.

Manfaat splinting

1. Mencegah Pergerakan Gigi yang Tidak Diinginkan.

Gigi yang mengalami trauma atau kehilangan struktur tertentu cenderung menjadi tidak stabil. Splinting membantu mencegah pergerakan yang tidak diinginkan dan memungkinkan proses penyembuhan berlangsung dengan baik.

2. Memfasilitasi Proses Penyembuhan.

Gigi yang rusak atau patah memerlukan waktu untuk sembuh. Splinting memberikan dukungan tambahan, memungkinkan gigi untuk sembuh tanpa mengalami beban berlebih.

3. Meningkatkan Fungsi Pengunyahan.

Splinting dapat meningkatkan fungsi pengunyahan dengan mengembalikan kestabilan gigi. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa pasien dapat mengunyah makanan dengan nyaman.

4. Mengurangi Rasa Sakit.

Dengan mengurangi pergerakan gigi yang tidak diinginkan, splinting dapat membantu mengurangi rasa sakit yang mungkin dirasakan oleh pasien.

Jenis-jenis splinting

1. Ligamen kawat

Bekerja sebagai penstabil sementara dalam bentuk splint selama beberapa hari hingga beberapa minggu, penggunaan ligatur kawat sekarang jarang dilakukan, terutama dikarenakan pertimbangan estetika.

2. Splint resin komposit

Setelah gigi dibersihkan secara menyeluruh, permukaan interproksimal diaplikasikan etsa-asam dan resin. Daerah apikal ruang interdental harus dibiarkan terbuka untuk memelihara kebersihan yang baik.

3. Vacuum formed removable acrylic splint.

Digunakan untuk menjaga gigi tetap stabil dalam jangka pendek, splint harus memiliki tepi yang melampaui tinggi kontur setiap gigi (ditunjukkan dengan panah pada skema), baik pada permukaan labial maupun lingual, agar memberikan retensi yang aman.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi gigi masing-masing individu. Dengan perawatan yang tepat, gigi yang rapuh atau mengalami trauma dapat pulih dengan baik, mengembalikan fungsi dan keindahan senyum.

Referensi

    Astuti, L. A. (2015). “Alternatif Splinting pada Kegoyangan Gigi Akibat Penyakit Periodontal.” As-Syifaa, 7(02), 209-218. ISSN: 2085-4714.

    Ambarawati, I. G. A. D. (2019). “Penatalaksanaan Mobilitas Gigi dengan Splinting Fiber Komposit.” MEDICINA, 50(2), 226-229. P-ISSN: 2540-8313, E-ISSN: 2540-8321.     Djais, A. I. (2011). “Berbagai Jenis Splint untuk Mengurangi Kegoyangan Gigi sebagai Perawatan Penunjang Pasien Penyakit Periodontal.” Dentofasial, 10