Jl. Deles Indah Km 2
Kebonarum, Klaten
Artikel
Lama Durasi Perawatan Behel: Normalnya Berapa Lama Sih?

Lama Durasi Perawatan Behel: Normalnya Berapa Lama Sih?
Perawatan ortodontik dengan menggunakan behel atau kawat gigi merupakan salah satu metode populer untuk memperbaiki posisi gigi yang tidak rata, berjejal, atau mengalami kelainan hubungan rahang. Namun, banyak pasien merasa ragu untuk memulai karena bertanya-tanya: “Berapa lama sih pakai behel itu?” Pertanyaan ini wajar, karena durasi pemakaian behel sangat bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap berapa lama waktu yang dibutuhkan, apa saja faktor yang memengaruhinya, dan risiko jika perawatan dilakukan terlalu lama.
Durasi Ideal Pemakaian Behel
Secara umum, durasi pemakaian behel berkisar antara 2 hingga 4 tahun. Namun, angka ini bisa berbeda tergantung dari tingkat keparahan kondisi gigi dan tulang, usia, kepatuhan kontrol, dan lain-lain.
- Kasus ringan, seperti pergeseran gigi kecil, bisa selesai dalam waktu lebih cepat
- Kasus sedang, seperti gigitan yang tidak sejajar atau gigi depan yang menjorok, biasanya butuh waktu lebih lama
- Kasus kompleks, seperti maloklusi kelas II/III, gigi berjejal parah, atau yang memerlukan pencabutan, bisa memakan waktu lebih lama daripada kasus ringan dan sedang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Durasi Perawatan Ortodontik
Perawatan ortodontik seperti pemasangan behel tidak memiliki durasi yang pasti untuk setiap pasien, karena lamanya proses sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut ini adalah beberapa hal utama yang menentukan cepat atau lambatnya perawatan gigi dengan behel:
1. Tingkat Kesulitan Kasus
Setiap pasien memiliki kondisi gigi yang berbeda-beda. Kasus ringan seperti pergeseran gigi kecil tentu akan lebih cepat dibandingkan kasus berat, misalnya gigi berjejal parah atau maloklusi kelas II/III. Selain itu, kasus yang melibatkan pencabutan gigi biasanya membutuhkan waktu lebih lama karena adanya ruang kosong yang harus ditutup secara bertahap. Proses pergerakan gigi untuk menutup ruang ini memerlukan teknik khusus dan monitoring yang ketat agar hasil akhirnya tetap ideal dan seimbang.
2. Umur Pasien
Usia juga sangat memengaruhi kecepatan pergerakan gigi. Pasien usia remaja, terutama di kisaran 11–17 tahun, biasanya mengalami pergerakan gigi yang lebih cepat karena struktur tulang rahangnya masih dalam fase pertumbuhan. Sebaliknya, pada pasien dewasa, tulang rahang cenderung lebih padat dan stabil sehingga pergeseran gigi membutuhkan waktu lebih lama. Maka dari itu, semakin muda usia pasien saat memulai perawatan ortodontik, biasanya hasil bisa dicapai lebih cepat dan lebih stabil.
3. Jenis dan Teknologi Alat Ortodontik yang Digunakan
Perkembangan teknologi di bidang ortodontik turut memengaruhi kecepatan perawatan. Alat ortodontik modern seperti self-ligating braces (misalnya Damon System) terbukti dapat mempercepat pergerakan gigi karena gesekannya lebih minimal dibandingkan behel konvensional. Kawat ortodontik generasi baru juga dirancang untuk memberikan gaya yang konstan dan ringan, namun tetap efektif. Teknologi ini memungkinkan kontrol yang lebih efisien terhadap pergerakan gigi dan dapat mengurangi frekuensi kontrol serta total waktu perawatan.
4. Kepatuhan Pasien
Keberhasilan dan kecepatan perawatan ortodontik juga sangat bergantung pada komitmen dan kepatuhan pasien. Pasien harus datang kontrol secara rutin setiap bulan agar dokter dapat melakukan penyesuaian. Selain itu, penggunaan alat tambahan seperti karet elastis (elastics) harus sesuai dengan instruksi dokter, karena fungsi alat ini penting dalam mengatur gigitan dan posisi gigi. Tidak kalah penting, pasien juga wajib menjaga kebersihan gigi dan mulut secara menyeluruh. Jika tidak, bisa muncul komplikasi seperti karies atau radang gusi, yang dapat menunda perawatan dan mempengaruhi hasil akhir.
Risiko Penggunaan Behel Terlalu Lama
Behel yang dipakai lebih lama dari waktu ideal dapat menimbulkan dampak negatif pada kesehatan gigi dan mulut. Beberapa risiko yang mungkin muncul antara lain:
- Karies dan radang gusi: Jika pasien tidak menjaga kebersihan mulut dengan baik selama perawatan, plak bisa menumpuk dan menyebabkan kerusakan gigi serta peradangan gusi.
- Resorpsi akar gigi: Pemakaian behel dalam jangka panjang bisa menimbulkan risiko resorpsi akar, yaitu pemendekan akar gigi akibat tekanan ortodontik yang berlangsung lama.
- Gangguan pada tulang rahang: Pergerakan gigi yang tidak terkontrol dalam jangka panjang bisa mempengaruhi struktur tulang rahang secara negatif.
- Trauma psikologis: Pasien yang merasa tidak ada kemajuan dalam perawatan bisa mengalami stres atau frustrasi, yang pada akhirnya bisa memengaruhi kepatuhan terhadap kontrol rutin.
Karena itu, penting bagi pasien untuk mengikuti arahan ortodontis dengan disiplin, termasuk menyadari bahwa jika perawatan sudah selesai sesuai indikasi medis, maka behel sebaiknya segera dilepas agar tidak menimbulkan risiko atau efek samping yang tidak diperlukan.
Memahami faktor-faktor yang memengaruhi durasi ini akan membantu kamu sebagai pasien untuk lebih siap secara mental dan lebih disiplin selama menjalani proses perawatan. Dengan perencanaan dan pendampingan yang tepat, senyum sehat dan rapi bisa dicapai tanpa harus memakai behel terlalu lama.
Referensi
MHDC. (2023). Perawatan Behel: Berapa Lama Hingga Gigi Rapi? Retrieved from https://mhdc.co.id/artikel-dan-promo/perawatan-behel-berapa-lama-hingga-gigi-rapi/
Hello Sehat. (2022). Berapa Lama Pemakaian Behel Gigi yang Ideal? Retrieved from https://hellosehat.com/gigi-mulut/ortodonti/pakai-behel-berapa-lama/
Tempo.co. (2021). Jangan Terlalu Lama Pakai Behel, Cek Jangka Waktu Idealnya. Retrieved from https://gaya.tempo.co/read/1422581/jangan-terlalu-lama-pakai-behel-cek-jangka-waktu-idealnya
ANTARA News. (2021). Bahayakah menggunakan behel terlalu lama? Retrieved from https://www.antaranews.com/berita/1941892/bahayakah-menggunakan-behel-terlalu-lama