Artikel

Jangan Biarkan Gigi Bungsu Mengganggumu!

Jangan Biarkan Gigi Bungsu Mengganggumu!

Gigi bungsu atau yang disebut dengan gigi gerahan ke-3 merupakan gigi yang paling terakhir tumbuh diantara gigi lainnya. Gigi ini biasanya erupsi pada saat usia 16-25 tahun. Jika benih gigi terbentuk dalam posisi yang baik dan rongga mulut memiliki ruang yang cukup, gigi akan tumbuh secara normal ke dalam rongga mulut tanpa kendala. Namun, pertumbuhan gigi bisa terhambat jika benih gigi berada dalam posisi yang salah atau jika rongga mulut tidak cukup luas, atau bahkan bisa disebabkan oleh kombinasi keduanya. Kondisi tersebut menyebabkan gangguan dalam proses erupsi yang disebut impaksi.

Faktor gigi impaksi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan impaksi gigi bungsu meliputi:

1. Keterbatasan ruang dalam rongga mulut atau ukuran rahang yang tidak mencukupi untuk mengakomodasi pertumbuhan gigi bungsu baru.

2. Pertumbuhan gigi bungsu dalam posisi yang tidak tepat seperti miring, horizontal, atau terbalik, menyebabkan kesulitan bagi gigi tersebut untuk muncul ke permukaan gusi.

3. Gigi bungsu yang terperangkap di antara gigi-gigi lainnya atau tertutup oleh gusi, menghasilkan rasa sakit dan pembengkakan yang menyertainya.

4. Kondisi ini dapat diwarisi dari kedua orang tua, seperti contohnya ketika orang tua memiliki rahang yang kecil namun gigi-geligi mereka relatif besar, hal ini bisa diturunkan kepada anak-anak mereka. Biasanya, seseorang dapat dengan mudah memiliki gigi bungsu yang terimpaksi jika gigi di bagian depan terlihat saling bertumpuk.

5. Pertumbuhan yang kurang optimal pada rahang yang dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat sekarang lebih suka mengkonsumsi makanan lunak. Konsumsi makanan yang lunak mengakibatkan aktivitas yang minim pada rahang dalam mengunyah. Sebaliknya, makanan yang kaya serat memerlukan rahang untuk bekerja lebih keras dan waktu yang lebih lama dalam proses mengunyahnya.

Mengapa gigi bungsu impaksi perlu dicabut?

Gigi bungsu yang mengalami impaksi merupakan situasi di mana gigi tersebut tidak tumbuh dengan benar ke dalam rongga mulut. Terdapat beberapa alasan mengapa penting untuk mencabut gigi bungsu impaksi:

1. Rasa nyeri dan ketidaknyamanan.

Gigi bungsu yang terimpaksi dapat menyebabkan sensasi nyeri yang kuat di sekitar area rahang, gusi, dan gigi tersebut. Ini dapat disertai dengan pembengkakan dan infeksi di sekitar gigi yang terjepit.

2. Kerusakan pada gigi-gigi tetangga.

Gigi bungsu yang terperangkap atau tumbuh dalam posisi yang tidak tepat dapat memberikan tekanan berlebihan pada gigi lainnya. Ini bisa menyebabkan perubahan posisi gigi, kerusakan pada gigi lain, atau masalah struktural lain pada gigi.

3. Masalah pada gusi dan jaringan sekitarnya.

Gigi bungsu yang terjepit bisa menyebabkan infeksi pada gusi yang dikenal sebagai pericoronitis. Ini terjadi ketika sebagian gigi bungsu muncul di bawah permukaan gusi dan menciptakan lipatan di sekitar gusi, tempat di mana bakteri dapat berkembang dan menyebabkan infeksi.

4. Gangguan pada rahang.

Pertumbuhan gigi bungsu yang terhambat atau terjepit dapat memengaruhi struktur atau posisi rahang. Hal ini dapat menimbulkan masalah pada rahang seperti nyeri, ketidaknyamanan saat mengunyah, atau kesulitan membuka mulut sepenuhnya.

5. Pencegahan masalah di masa depan.

Terkadang, meskipun gigi bungsu impaksi tidak menimbulkan masalah pada saat ini, ada kemungkinan akan menyebabkan komplikasi di masa depan. Dokter gigi atau ahli bedah gigi dapat merekomendasikan pencabutan gigi bungsu untuk mencegah masalah yang lebih serius pada kemudian hari.

Pencabutan gigi bungsu impaksi biasanya dilakukan setelah evaluasi menyeluruh oleh dokter gigi atau ahli bedah gigi untuk memastikan langkah yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik pasien. Hal ini dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal atau umum untuk memastikan prosedur berlangsung dengan nyaman dan aman bagi pasien.

Pengobatan gigi bungsu impaksi

Sumber: Dokter Bedah Mulut Purwokerto

Penanganan impaksi gigi bungsu dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Jika gigi bungsu tidak menghasilkan masalah atau tidak berpotensi menimbulkan komplikasi di masa mendatang, mungkin tidak diperlukan tindakan spesifik. Tetapi, jika terjadi infeksi, rasa sakit yang signifikan, atau masalah lainnya, ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan:

1. Pencabutan gigi.

Dokter gigi atau ahli bedah gigi mungkin merekomendasikan pencabutan gigi bungsu jika itu dianggap sebagai langkah terbaik untuk menangani gigi yang terimpaksi.

2. Tindakan pembedahan.

Dalam situasi tertentu, tindakan bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat gigi bungsu yang terjepit dengan teknik operasi tertentu.

3.Perawatan gusi.

Jika impaksi menyebabkan infeksi pada gusi, pengobatan medis untuk mengatasi infeksi dan memulihkan kesehatan gusi mungkin diperlukan sebelum atau setelah pencabutan gigi

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi atau ahli bedah gigi untuk menentukan pilihan terbaik yang sesuai dengan kondisi spesifik gigi bungsu yang terimpaksi. Melakukan pemeriksaan rutin gigi secara teratur juga dapat membantu dalam mendeteksi masalah pada gigi bungsu sejak dini sebelum menjadi lebih serius.

Jika kamu berada disekitar Klaten dan merasakan ada pertumbuhan gigi bungsu yang mengganggu aktivitasmu, kamu bisa mengunjungi Orthoaesthetic Dental Care untuk mendapatkan perawatan terbaik!

Referensi

Rahayu, S. (2014). Odontektomi, Tatalaksana Gigi Bungsu Impaksi. Departemen Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia, Volume 1(2), 81-89.

Siagian, K. V. (2011). Penatalaksanaan Impaksi Gigi Molar Ketiga Bawah dengan Komplikasinya pada Dewasa Muda. Program Studi Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal Biomedik, Volume 3(3), 186-194. ISSN. 2720-9695.

Faridha, D. S., Wardhana, E. S., & Agustin, E. D. (Tahun tidak disebutkan). Gambaran Kasus Gigi Impaksi dan Tingkat Pengetahuan Pasien Penderita Gigi Impaksi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang [Description of wisdom teeth cases and the level of knowledge of patients with wisdom teeth at the Islamic Hospital of Sultan Agung Semarang]. Jurnal (halaman 40-46).