Jl. Deles Indah Km 2
Kebonarum, Klaten
Artikel
Infeksi Gigi Menyebabkan Kelenjar Getah Bening Bengkak: Apa Yang Harus Kita Waspadai?

Infeksi Gigi Menyebabkan Kelenjar Getah Bening Bengkak: Apa Yang Harus Kita Waspadai?
Pernahkah Anda mengalami gigi yang terasa sangat nyeri, lalu beberapa hari kemudian muncul benjolan nyeri di leher atau bawah rahang? Hati-hati, bisa jadi itu bukan sekadar gigi berlubang biasa, tetapi sudah menjadi infeksi yang menyebar hingga memicu pembengkakan kelenjar getah bening. Yuk, kenali lebih dekat bagaimana infeksi gigi bisa berdampak besar pada kesehatan tubuh secara keseluruhan!
Apa Itu Infeksi Gigi dan Bagaimana Terjadinya?
Gigi kita terdiri dari beberapa lapisan: enamel (lapisan terluar yang keras), dentin (lapisan tengah yang lebih lunak), dan pulpa (bagian terdalam yang berisi saraf dan pembuluh darah). Bila kerusakan pada gigi mencapai lapisan pulpa, maka bakteri dapat dengan mudah masuk dan berkembang, menimbulkan peradangan dan infeksi.
Infeksi gigi seringkali berawal dari lubang kecil yang dibiarkan tanpa penanganan. Awalnya hanya terasa ngilu saat makan atau minum, lalu berkembang menjadi nyeri berdenyut, gusi bengkak, bahkan terbentuk kantong nanah (abses) di ujung akar. Infeksi ini juga bisa meluas ke jaringan pendukung gigi seperti gusi dan tulang rahang, terutama bila disertai penumpukan plak atau karang gigi yang memicu radang gusi (gingivitis) dan periodontitis.
Ketika infeksi mencapai tahap ini dan tidak ditangani segera, tubuh akan memberikan sinyal perlawanan lewat sistem kekebalan, salah satunya dengan membesarnya kelenjar getah bening.
Apa Peran Kelenjar Getah Bening dalam Infeksi Gigi?
Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem limfatik, yang bekerja sebagai filter alami tubuh dalam melawan infeksi. Letaknya tersebar di berbagai area tubuh seperti leher, bawah rahang, ketiak, dan selangkangan. Ketika tubuh mendeteksi adanya infeksi, seperti dari gigi yang terinfeksi, kelenjar getah bening terdekat akan membesar sebagai respons imun.
Inilah alasan mengapa infeksi gigi bisa membuat leher atau rahang bawah terasa nyeri saat ditekan, bahkan tampak membengkak. Kondisi ini dikenal sebagai limfadenitis, yaitu peradangan pada kelenjar getah bening karena melawan infeksi. Jika infeksi gigi tetap dibiarkan, bengkak ini bisa semakin besar, disertai demam, sakit kepala, sulit menelan, hingga risiko menyebarnya infeksi ke bagian tubuh lain.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Gejala infeksi gigi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa tanda awal yang sering muncul antara lain:
- Nyeri berdenyut di gigi atau gusi
- Gusi bengkak dan kemerahan
- Sensitif terhadap suhu panas/dingin
- Bau mulut tidak sedap
- Adanya nanah di gusi atau gigi
Jika infeksi sudah menyebar, bisa muncul gejala tambahan seperti:
- Pembengkakan di bawah rahang atau leher
- Kelenjar terasa keras dan nyeri saat disentuh
- Demam dan badan lemas
- Kesulitan membuka mulut atau mengunyah
- Kesulitan bernapas (pada kasus berat)
Segera temui dokter gigi jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut. Jangan hanya mengandalkan obat pereda nyeri yang dijual bebas, karena itu hanya menghilangkan rasa sakit sementara tanpa mengatasi sumber infeksinya.
Risiko Jika Infeksi Gigi Tidak Diobati
Infeksi gigi yang tidak tertangani dengan benar dapat menyebar ke organ vital. Salah satu komplikasi seriusnya adalah sepsis, yaitu infeksi sistemik yang bisa memicu kegagalan organ dan bahkan mengancam nyawa. Selain itu, abses gigi juga bisa menyebabkan infeksi pada tulang rahang (osteomielitis), sinusitis, hingga terbentuknya saluran abnormal (fistula) dari gusi ke kulit wajah atau leher.
Bahkan dalam beberapa kasus, infeksi berat di daerah mulut dapat menyebar ke ruang dalam leher (deep neck space infection) yang dapat menekan saluran napas. Kondisi ini adalah keadaan darurat medis dan harus segera ditangani di instalasi gawat darurat.
Bagaimana Cara Mengatasi Pembengkakan Kelenjar Getah Bening Akibat Infeksi Gigi?
Penanganan utama adalah mengatasi sumber infeksinya. Beberapa tindakan yang biasa dilakukan oleh dokter gigi OADC meliputi:
- Drainase Abses
Jika terdapat nanah, dokter akan membuka dan mengeluarkannya agar tekanan dan infeksi mereda.
- Pemberian Obat
Antibiotik dan anti-nyeri akan diberikan sesuai indikasi untuk membantu melawan infeksi dan mengurangi peradangan.
- Perawatan Saluran Akar (PSA)
Jika gigi masih memungkinkan untuk dipertahankan, maka perawatan saluran akar dilakukan agar infeksi tidak menyebar lebih jauh.
- Pencabutan Gigi
Bila gigi sudah rusak parah dan tidak dapat diselamatkan, pencabutan menjadi pilihan terakhir untuk mencegah komplikasi lanjutan.
Selama masa pemulihan, disarankan untuk mengompres area bengkak dengan air dingin, makan makanan lunak, serta menjaga kebersihan mulut secara menyeluruh.
Pencegahan Lebih Baik Daripada Pengobatan
Sobat OADC, mencegah infeksi gigi jauh lebih mudah dan murah daripada mengobati komplikasinya. Berikut beberapa tips dari tim kami:
- Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
- Bersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi atau interdental brush.
- Batasi konsumsi makanan dan minuman manis.
- Perbanyak konsumsi air putih dan makanan berserat.
- Lakukan kontrol rutin ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan.
Tak kalah penting, segera periksa ke dokter jika ada keluhan nyeri gigi, gusi bengkak, atau gejala lain yang tidak biasa. Penanganan dini bisa mencegah infeksi menyebar lebih luas dan menghindari pembengkakan kelenjar getah bening yang menyakitkan.
Ingat, infeksi gigi bukan hanya urusan gigi. Ia bisa berdampak besar pada sistem tubuh lainnya, termasuk kelenjar getah bening. Jangan tunda ke dokter, yuk jaga kesehatan mulut dan tubuh secara menyeluruh bersama OrthoAesthetic Dental Care.
Referensi
Yulia, R. (2021). Hubungan Karies Gigi dengan Pembesaran Kelenjar Limfa Submandibula. Jurnal Kesehatan Gigi, 8(1), 45-50.
Putri, N. A., & Nugraheni, A. W. (2023). Gambaran Kasus Infeksi Gigi dan Komplikasinya di RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi Terapan, 5(2), 90–96.
Arifin, M., & Diniyati, D. (2020). Peran Kelenjar Getah Bening dalam Respon Imun Terhadap Infeksi Odontogenik. Jurnal Kedokteran Gigi Indonesia, 7(3), 123–129.
Sari, R. P. (2022). Penatalaksanaan Abses Periapikal dengan Drainase dan Terapi Antibiotik. Jurnal Riset Kesehatan Gigi, 4(1), 25–30.
Wulandari, F., & Yuliana, S. (2024). Pencegahan Infeksi Rongga Mulut Melalui Edukasi Kesehatan Gigi. Jurnal Promotif Kesehatan Masyarakat Indonesia, 8(1), 55–61.