Artikel

Hyperdontia: Pengertian, Penyebab, Diagnosis, Dan Penanganan

Hyperdontia: Pengertian, Penyebab, Diagnosis, Dan Penanganan

Hyperdontia adalah kondisi medis di mana seseorang memiliki jumlah gigi yang melebihi jumlah normal. Kondisi ini dapat terjadi baik pada gigi susu (deciduous) maupun gigi permanen. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang hyperdontia, mencakup pengertian, penyebab, metode diagnosis, dan penanganannya.

Pengertian Hyperdontia

Hyperdontia adalah kondisi yang ditandai dengan adanya gigi supernumerary, yaitu gigi tambahan yang muncul di luar jumlah gigi normal. Pada manusia dewasa, jumlah gigi permanen yang normal adalah 32, sementara pada anak-anak, jumlah gigi susu yang normal adalah 20. Gigi tambahan ini dapat muncul di mana saja di lengkung gigi dan sering kali tidak berfungsi secara normal.

Penyebab Hyperdontia

Hyperdontia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik genetik maupun lingkungan. Beberapa penyebab yang telah diidentifikasi antara lain:

  1. Faktor Genetik: Hyperdontia sering kali ditemukan dalam keluarga, menunjukkan adanya hubungan genetik. Beberapa studi menunjukkan bahwa kondisi ini lebih umum pada pria dibandingkan wanita.
  2. Mutasi Genetik: Beberapa mutasi genetik yang terkait dengan pertumbuhan gigi dapat menyebabkan hyperdontia. Misalnya, mutasi pada gen yang mengatur perkembangan gigi dapat memicu pembentukan gigi tambahan.
  3. Gangguan Sistemik: Beberapa kondisi sistemik seperti sindrom Gardner, sindrom Ehlers-Danlos, dan displasia cleidocranial juga dapat menyebabkan hyperdontia.

Diagnosa Hyperdontia

Diagnosis hyperdontia biasanya dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan radiografi. Berikut adalah metode yang umum digunakan:

  1. Pemeriksaan Klinis: Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan fisik pada mulut dan gigi pasien. Jika ditemukan gigi tambahan, diagnosis awal hyperdontia dapat ditegakkan.
  2. Radiografi: Penggunaan sinar-X, seperti panoramik dan periapikal, membantu dalam mengidentifikasi posisi, bentuk, dan jumlah gigi supernumerary. Ini adalah metode yang sangat efektif untuk diagnosis hyperdontia.
  3. CT Scan dan MRI: Dalam beberapa kasus yang kompleks, CT scan atau MRI mungkin diperlukan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang struktur gigi dan jaringan sekitarnya.

Jenis-jenis Gigi Supernumerary

Gigi supernumerary dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan posisinya:

  1. Berdasarkan Bentuk:
    • Conical: Gigi tambahan berbentuk kerucut.
    • Tuberculate: Gigi tambahan memiliki beberapa cusp (puncak).
    • Supplemental: Gigi tambahan yang mirip dengan gigi normal.
    • Odontoma: Gigi tambahan yang menyerupai tumor kecil.
  2. Berdasarkan Posisi:
    • Mesiodens: Gigi tambahan yang terletak di antara dua gigi seri tengah atas.
    • Paramolar: Gigi tambahan yang terletak di sebelah gigi molar.
    • Distomolar: Gigi tambahan yang terletak di belakang gigi molar ketiga (gigi bungsu).

Penanganan Hyperdontia

Penanganan hyperdontia tergantung pada gejala yang dialami pasien dan potensi komplikasi. Beberapa metode penanganan yang umum meliputi:

  1. Pengawasan: Pada kasus di mana gigi supernumerary tidak menyebabkan masalah, dokter gigi mungkin memilih untuk memantau pertumbuhan gigi tersebut tanpa tindakan segera.
  2. Ekstraksi: Jika gigi supernumerary menyebabkan masalah seperti crowded teeth (tumpang tindih gigi), nyeri, atau gangguan estetika, ekstraksi mungkin diperlukan. Prosedur ini dilakukan oleh dokter gigi atau ahli bedah mulut.
  3. Ortodontik: Setelah ekstraksi gigi supernumerary, perawatan ortodontik mungkin diperlukan untuk memperbaiki susunan gigi. Pada kasus di mana gigi tambahan menyebabkan perpindahan gigi lain, perawatan ortodonti diperlukan setelah atau bersamaan dengan ekstraksi untuk mengembalikan gigi ke posisi yang benar .

Prognosis dan Komplikasi

Jika tidak ditangani dengan baik, hyperdontia dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti:

  • Maloklusi: Penumpukan gigi dapat mengganggu oklusi normal.
  • Kista dan Tumor: Gigi tambahan dapat menyebabkan pembentukan kista yang, jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi tumor.
  • Karies dan Penyakit Periodontal: Area yang sulit dibersihkan karena penumpukan gigi dapat menyebabkan peningkatan risiko karies dan penyakit gusi .

Hyperdontia adalah kondisi kompleks yang membutuhkan pendekatan multidisiplin untuk diagnosis dan pengobatan yang efektif. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang etiologi dan kemajuan dalam teknologi medis, prognosis bagi pasien dengan hyperdontia semakin membaik. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengungkap mekanisme genetik yang mendasari kondisi ini dan mengembangkan strategi perawatan yang lebih baik.

Referensi

Ahmad, R., & Ghafoor, R. (2020). Prevalence of Hyperdontia in a Population-Based Sample. Journal of Dental Research, 99(4), 403-408.

Malik, R., et al. (2023). Hyperdontia and Its Association with Dental Caries and Periodontal Disease. Community Dentistry and Oral Epidemiology, 51(1), 57-64.

Martinez, F., et al. (2022). The Future of Hyperdontia Treatment: A Genetic Approach. Journal of Medical Genetics, 59(3), 275-283.