Artikel

Gigi Sensitif Apakah Bisa Sembuh?

Gigi Sensitif Apakah Bisa Sembuh?

Gigi sensitif, atau Dentin Hipersensitif (DH), adalah masalah umum yang dapat ditemukan pada laki-laki dan perempuan, terutama pada usia lanjut. Keluhan yang muncul seperti rasa ngilu atau nyeri tidak hanya disebabkan oleh kontak gigi dengan makanan atau minuman dingin, tetapi juga oleh hal-hal yang terasa tidak mungkin seperti udara atau angin saat membuka mulut. Rasa ngilu yang dialami sering dijelaskan sebagai tajam dan singkat. Dentin hipersensitif terjadi ketika lapisan luar gigi yang melindungi dentin terkikis, sehingga menyebabkan rasa sakit yang tajam namun singkat.

Apa yang menyebkan gigi sensitif?

Berikut adalah penyebab yang biasanya menyebabkan gigi sensitif

1. Pengikisan email

Dapat disebabkan karena mengkonsumsi makanan atau minuman asam, seperti soda, jus jeruk, atau makanan dengan kadar asam yang tinggi. Selain itu, kebiasaan seperti menggerit gigi saat tidur dan sikat gigi yang terlalu keras juga dapat menyebabkan pengikisan email.

2. Kerusakan gigi

Kerusakan gigi bisa disebabkan karena gigi berlubang atau gigi retak, membuat lapisan dentin terbuka dan menimbulkan rasa ngilu atau nyeri saat ada rangsangan.

3. Penyakit gusi atau periodontitis

Infeksi atau peradangan di sekitar gusi dapat menyebabkan penarikan atau pergeseran gusi dan mengekspos bagian gigi yang sensitif.

4. Penuaan

Gigi sensitif dapat terjadi karena penuaan alami. Seiring bertambahnya usia, email gigi dapat menipis secara alami dan membuat gigi lebih sensitif.

Identifikasi penyebab gigi sensitive merupakan langkah penting dalam perawatannya. Kamu juga bisa konsultasi kepada dokter gigi supaya mendapatkan perawatan yang tepat daan sesuai dengan penyebab serta kondisi tingkat keparahan gigi.

Gejala gigi sensitif

Gejala gigi sensitif dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda. Beberapa gejala umum yang mungkin dialami oleh seseorang dengan gigi sensitif meliputi:

1. Nyeri atau sensasi tiba-tiba

Rasa tajam atau nyeri yang timbul secara mendadak pada gigi atau gusi, biasanya sebagai respons terhadap rangsangan dari luar seperti makanan atau minuman yang dingin, panas, manis, asam, atau pedas.

2. Reaksi terhadap udara

Sensasi ngilu atau nyeri yang dipicu oleh udara yang masuk ke dalam mulut ketika bernapas atau minum, terutama udara dingin atau panas.

3. Ketidaknyamanan ketika menyikat gigi

Beberapa orang dengan gigi sensitif mungkin merasa tidak nyaman atau ngilu saat menyikat gigi, khususnya jika menggunakan sikat gigi yang keras atau teknik menyikat yang kasar.

4. Sensitifitas terhadap sentuhan ringan

Rangsangan atau sentuhan ringan pada gigi, seperti menyentuhnya dengan lidah atau bibir, juga dapat memicu sensasi ngilu.

5. Ketidaknyamanan saat makan atau minum

Mengonsumsi makanan atau minuman yang panas, dingin, manis, asam, atau pedas dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau ngilu yang singkat pada gigi yang sensitif.

Ingat ya, gejala setiap orang berbeda-beda, jika kamu merasakan gejala yang mengganggu secara berkelanjutan, segera konsultaskan ke dokter gigi supaya mendapatkan perawatan yang tepat.

Pengobatan dan Pencegahan

Ini langkah yang bisa kamu lakukan agar terhindar dar gigi sensitif:

1. Penggunaan pasta gigi khusus

Pasta gigi yang dirancang khusus untuk gigi sensitif mengandung bahan yang membantu melindungi dan mengurangi rasa sensitif.

2. Sikat gigi yang tepat

Gunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan gerakan sikat yang lembut saat menyikat gigi.

3. Hindari makanan asam

Mengurangi konsumsi makanan dan minuman asam dapat membantu mencegah erosi enamel.

4. Perawatan Gigi Rutin

Menjaga kebersihan mulut dengan rutin, dan mengunjungi dokter gigi secara teratur.

5. Perawatan Medis

Jika gigi sensitif berlanjut, berkonsultasilah dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut seperti aplikasi fluor atau perawatan lainnya.

6. Aplikasi fissure sealant

Dokter gigi bisa menerapkan sealant pada permukaan gigi untuk melindungi email gigi dari rangsangan eksternal.

Referensi

    Mattulada, I. K. (2015). Penanganan dentin hipersensitif (Management of dentin hypersensitive). Makassar Dent J, 4(5), 148-151. Departemen Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia.

    Saragih, E. A. B., Saniman, & Calam, A. (201x). Sistem Pakar Mendiagnosa Gigi Sensitif Menggunakan Metode Certainty Factor. Jurnal SAINTIKOM, Vol. x(No. x), xx-xx.

    Ray, N., Bany, Z. U., & Rezeki, S. (2017). Gambaran Pengetahuan Pasien Mengenai Gigi Sensitif Di Puskesmas Baitussalam Aceh Besar. Jurnal Caninus Dentistry, 2(4), 162-168. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala.