Artikel

Gigi Patah: Penyebab, Cara Mengobati, Akibat

Gigi Patah: Penyebab, Cara Mengobati, Akibat

Gigi patah adalah kondisi yang sering terjadi akibat trauma, kecelakaan, atau kebiasaan mengunyah makanan yang keras. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. Jika tidak ditangani, gigi patah dapat menyebabkan masalah seperti infeksi, kerusakan permanen pada saraf gigi, dan kehilangan gigi.

Penyebab gigi patah

Gigi patah bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari trauma fisik seperti kecelakaan atau benturan saat berolahraga, hingga kebiasaan sehari-hari yang mungkin tidak kita sadari berisiko. Misalnya, kebiasaan mengunyah makanan yang sangat keras, seperti es batu atau permen keras, bisa secara tidak sengaja menyebabkan gigi kita patah. Selain itu, bruxism, yaitu kondisi di mana seseorang sering menggertakkan atau menggesekkan gigi, terutama saat tidur, juga dapat menimbulkan tekanan berlebih pada gigi yang lama-kelamaan bisa menyebabkan patahan.

Pengaruh perubahan suhu di dalam mulut juga tak boleh diabaikan; mengonsumsi makanan atau minuman panas diikuti segera dengan yang dingin dapat menyebabkan perubahan cepat pada struktur gigi yang pada akhirnya membuatnya retak atau patah. Faktor usia juga berperan, karena gigi menjadi lebih rapuh seiring bertambahnya usia. Erosi gigi akibat asam dari makanan dan minuman, serta bakteri dalam plak, juga melemahkan gigi seiring waktu.

Menggunakan gigi sebagai ‘alat’ untuk membuka tutup botol atau kemasan juga sangat berisiko. Untuk menghindari gigi patah, penting untuk tidak menggunakan gigi untuk fungsi yang tidak sesuai, mengurangi konsumsi makanan keras, dan menggunakan pelindung mulut saat berolahraga. Menangani kebiasaan buruk seperti bruxism dengan cepat dan tepat juga bisa membantu menjaga kekuatan gigi kita agar tetap optimal. Jadi, menjaga gigi tidak hanya tentang kebersihan tapi juga menggunakan mereka dengan cara yang benar dan melindunginya dari kebiasaan yang dapat merugikan.

Cara mengobati gigi patah

1. Perawatan Saluran Akar

    Jika patahan gigi telah menembus hingga ke pulpa (bagian dalam gigi yang mengandung saraf dan pembuluh darah), perawatan saluran akar menjadi perlu. Dalam prosedur ini, dokter gigi akan membersihkan saluran akar dari jaringan yang terinfeksi atau mati dan mengisinya dengan material biokompatibel. Ini mencegah infeksi lebih lanjut dan memulihkan fungsi gigi.

2. Pemasangan Mahkota

    Setelah integritas struktural gigi dipulihkan, pemasangan mahkota mungkin diperlukan. Mahkota adalah penutup yang dibuat sesuai bentuk gigi dan dipasang di atas gigi yang rusak untuk mengembalikan bentuk, ukuran, kekuatan, dan estetika. Mahkota bisa dibuat dari berbagai material seperti porselen, keramik, atau logam.

3. Implan atau Jembatan Gigi

    Dalam kasus di mana gigi tidak dapat diselamatkan atau hilang, implan gigi atau jembatan bisa menjadi solusi. Implan adalah struktur yang menyerupai sekrup yang ditanam di rahang dan menopang mahkota buatan. Sementara itu, jembatan menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dengan mengambil dukungan dari gigi sekitar yang sehat.

Apa yang terjadi jika gigi yang patah tidak diobati?

1. Infeksi

    Gigi yang patah dapat meninggalkan dentin atau pulpa terpapar, yang memudahkan bakteri menyerang dan menyebabkan infeksi. Infeksi ini tidak hanya terbatas pada gigi, tapi juga bisa menyebar ke gusi dan tulang alveolar yang mendukung gigi.

2. Abses Gigi:

    Jika infeksi tidak ditangani, ini dapat berkembang menjadi abses. Abses adalah kantong penuh nanah yang sangat sakit dan bisa menimbulkan bengkak serta rasa sakit yang hebat. Ini juga dapat memicu kondisi kesehatan yang lebih serius jika infeksi menyebar ke area lain dari wajah atau leher.

3. Kerusakan Saraf

    Terus terpaparnya pulpa dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saraf gigi. Hal ini tidak hanya menyebabkan hilangnya sensasi di area yang terkena tetapi juga menyulitkan pengobatan di masa depan jika area tersebut menjadi kurang responsif terhadap intervensi perawatan.

4. Kehilangan Gigi

    Tanpa intervensi, struktur gigi yang rusak bisa semakin memburuk, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi. Kehilangan gigi tidak hanya mempengaruhi kemampuan mengunyah dan estetika tetapi juga bisa menyebabkan masalah pada gigi lain, seperti pergeseran gigi, yang dapat mempengaruhi gigitan dan menyebabkan masalah sendi rahang.

Dalam mengelola gigi patah, langkah cepat dan tepat sangat penting. Mengabaikan perawatan dapat menyebabkan komplikasi serius yang mempengaruhi kesehatan mulut dan kesejahteraan umum.

Referensi

    “Efektivitas Perawatan Saluran Akar pada Gigi Patah: Studi Longitudinal” (Jurnal Ilmiah Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, 2022)

    “Penggunaan Mahkota Gigi Palsu Pasca Perawatan Gigi Patah: Analisis Kasus” (Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 2021)

    “Implan sebagai Solusi Restorasi Gigi Patah: Tinjauan dari Beberapa Kasus” (Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, 2020)

    “Kajian Komplikasi Akibat Gigi Patah yang Tidak Diobati” (Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, 2019)