Artikel

Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Gigi Dan Mulut

Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara menyeluruh, karena kondisi gigi dan mulut dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Rongga mulut memegang peran penting dalam mempengaruhi kesejahteraan manusia, sehingga seseorang dianggap sehat bukan hanya jika tubuhnya sehat, tetapi juga jika keadaan gigi dan mulutnya baik. Oleh karena itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut menjadi langkah krusial dalam mendukung kesehatan secara menyeluruh.

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut menjadi langkah efektif untuk meningkatkan kesehatan umum. Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut sering menjadi penyebab seseorang mengabaikan masalah kesehatan gigi dan mulut, terutama pada perokok yang mungkin belum menyadari dampak negatif kebiasaan mereka terhadap kesehatan gigi dan mulut, serta risiko terhadap berbagai penyakit.

Merokok memiliki dampak serius terhadap kesehatan, diakui oleh WHO sebagai penyebab berbagai penyakit pada perokok, baik yang aktif maupun yang terpapar asap rokok. Kebiasaan merokok juga dapat menjadi pemicu masalah kesehatan rongga mulut dan berpengaruh pada tampilan estetika, seperti perubahan warna gigi, penebalan mukosa, gingivitis, dan risiko kanker mulut. Rongga mulut, sebagai saluran utama untuk makanan, minuman, dan bahan-bahan lain, rentan terhadap iritasi akibat kandungan berbahaya dalam rokok, seperti tembakau, nikotin, karbon monoksida, ammonia, dan derivatif lainnya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan saat terpapar melalui proses pembakaran.

Dampak merokok bagi kesehatan gigi  dan mulut

1.  Penurunan kadar saliva

Saliva, yang berfungsi sebagai salah satu pelindung atau penghalang bagi gigi dan mukosa mulut, dapat mengalami gangguan jika terus-menerus terpapar asap rokok. Kebiasaan merokok dapat menghasilkan ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Saat seseorang merokok, asap dan zat dalam tembakau menghasilkan jumlah antioksidan atau radikal bebas yang berlebihan. Hal ini menyebabkan struktur molekul saliva terganggu, mengakibatkan ketidaknormalan pada komponen antioksidan saliva. Keadaan ini kemudian menyebabkan penurunan baik jumlah maupun volume saliva.

2. Timbulnya stain gigi

Merupakan kumpulan pigmen pada gigi yang mengakibatkan perbedaan estetika dalam penampilan gigi dibandingkan dengan warna gigi yang normal. Salah satu penyebab perubahan warna atau noda pada gigi adalah paparan asap tembakau. Pada perokok, perubahan warna gigi ini umumnya disertai dengan peningkatan kasarnya permukaan gigi, sehingga lebih rentan menempelkan sisa makanan dan kuman yang dapat merespon dan membentuk plak.

3. Penumpukan plak dan karang gigi

Asap rokok berkontribusi pada peningkatan produksi plak, yang merupakan lapisan lunak yang terbentuk oleh campuran bakteri, sisa makanan, dan lendir di permukaan gigi. Plak merupakan medium yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Jika plak tidak diatasi dengan menyikat gigi secara teratur dapat meningkatkan pembentukan plak, plak tersebut dapat mengeras menjadi karang gigi.

Karang gigi adalah bentuk lanjutan dari plak yang telah mengeras dan melekat kuat pada gigi. Karang gigi sulit dihilangkan secara mandiri dengan menyikat gigi atau menggunakan benang dental. Keberadaan karang gigi dapat menjadi tempat berkembang biaknya lebih banyak bakteri, meningkatkan risiko iritasi gusi, peradangan, dan kerusakan struktural gigi.

4. Gingivitis dan penyakit gusi

Merokok merupakan faktor risiko utama dalam perkembangan gingivitis, yaitu peradangan gusi yang ditandai oleh gusi yang merah, bengkak, dan berdarah. Paparan terus-menerus terhadap zat-zat kimia dalam asap rokok dapat merusak pembuluh darah kecil di gusi dan menghambat kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Gingivitis, jika tidak diobati, dapat berkembang menjadi penyakit gusi yang lebih serius, yaitu periodontitis.

Periodontitis adalah tahap lanjut dari penyakit gusi, di mana peradangan meluas ke jaringan pendukung gigi, termasuk tulang rahang. Hal ini dapat menyebabkan gigi menjadi goyang, penurunan gusi, dan bahkan kehilangan gigi. Merokok memperburuk kondisi periodontitis dengan merusak lebih lanjut sistem pertahanan alami tubuh dan memperlambat proses penyembuhan jaringan.

5.Kanker mulut

Merokok merupakan penyebab utama perkembangan kanker mulut. Zat karsinogenik dalam asap rokok dapat merusak DNA sel-sel rongga mulut, memicu pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali. Kanker mulut dapat melibatkan berbagai bagian mulut, termasuk lidah, bibir, dan gusi. Prosesnya seringkali tanpa gejala pada tahap awal, sehingga diagnosis sering terlambat dan kondisi menjadi lebih sulit diobati. Kanker mulut dapat menjadi kondisi yang sangat serius, bahkan mengancam jiwa jika tidak ditangani secara tepat waktu.

6. Gangguan pada proses penyembuhan

Kandungan zat kimia berbahaya dalam rokok dapat menghambat aliran darah ke jaringan sekitar gigi dan mulut. Aliran darah yang terganggu ini mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri. Proses penyembuhan setelah perawatan gigi, seperti pencabutan gigi atau operasi mulut, dapat terhambat, meningkatkan risiko terjadinya komplikasi dan infeksi.

Selain itu, merokok dapat merusak pembuluh darah, mempengaruhi keseimbangan mikroflora bakteri di mulut, dan mengurangi respons imun. Semua ini dapat memperpanjang waktu penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi pascaoperasi atau pascapencabutan gigi.

Penting untuk diingat bahwa menghentikan kebiasaan merokok adalah langkah kritis untuk mencegah atau mengurangi dampak negatif ini. Banyak dari efek buruk ini dapat dihindari atau dikurangi secara signifikan dengan berhenti merokok dan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik.

Referensi

Perangin-Angin, S. B. (Tahun tidak disebutkan). “Pengaruh Merokok Terhadap Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Remaja.” Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Kesehatan Gigi. Halaman 1-8.

Rompis, K., Wowor, V. N. S., Pangemanan, D. H. C. (2019). “Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok bagi Kesehatan Gigi Mulut pada Siswa SMK Negeri 8 Manado.” Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2019. Halaman 98-102.

Mardiati, E., Wiradona, I., Subekti, A. (2013). “Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Kesehatan Rongga Mulut Pada Remaja (Cross Sectional Study Pada Pelajar Smk 4 Semarang).” Vol.09, Januari 2013. Halaman 437-443.