Jl. Deles Indah Km 2
Kebonarum, Klaten
Artikel
Bahaya Menggeratkan Gigi Saat Tidur
Bahaya Menggeratkan Gigi Saat Tidur
Menggertakkan gigi saat tidur, atau yang dalam istilah medis dikenal sebagai bruxism, merupakan kondisi yang seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Kebiasaan ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan gigi dan rahang. Kondisi ini terjadi ketika seseorang secara tidak sadar menggemeretkan atau menggertakkan gigi mereka, terutama saat tidur malam. Meskipun bruxism bisa terjadi kapan saja, kondisi ini paling sering terjadi saat tidur dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut yang tidak hanya berdampak pada kualitas tidur tetapi juga pada kesehatan gigi dan gusi secara keseluruhan.
Bruxism dapat memengaruhi anak-anak dan dewasa, dan sering kali dikaitkan dengan faktor-faktor seperti stres, kecemasan, atau maloklusi (gigi yang tidak rata). Bruxism saat tidur adalah kondisi yang tidak boleh dianggap enteng karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan serius. Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab dasar seperti stres, gangguan tidur, dan faktor gaya hidup adalah kunci untuk mengelola kondisi ini. Jika Anda curiga mengalami bruxism, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat.
Dampak Bruxism pada Kesehatan Mulut
1. Kerusakan Gigi
Menggertakkan gigi dengan kuat dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi, yang merupakan lapisan pelindung terluar gigi. Jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh, retak, atau bahkan patah. Studi oleh Prayitno (2018) dalam “Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Airlangga” menunjukkan bahwa bruxism signifikan berkontribusi terhadap abrasi gigi, yang mengindikasikan erosi gigi karena gesekan berlebih.
2. Gangguan Sendi Temporomandibular (TMJ)
Kegiatan menggertakkan gigi secara berlebihan dapat menimbulkan tekanan pada sendi temporomandibular, yang menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada sendi, kesulitan membuka mulut, dan suara klik saat membuka atau menutup mulut. Penelitian oleh Rahmadhani (2019) dalam “Jurnal Kesehatan Gigi” menemukan hubungan antara bruxism dan disfungsi TMJ, menegaskan pentingnya diagnosis dan pengobatan dini.
3. Masalah Gusi
Tekanan konstan dari menggertakkan gigi dapat menyebabkan gusi mundur dari gigi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko penyakit gusi. Penyakit gusi tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mulut tetapi juga telah dikaitkan dengan kondisi kesehatan sistemik, seperti penyakit jantung.
4. Insomnia
Bruxism dapat mengganggu kualitas tidur, baik bagi penderita maupun pasangan tidurnya karena suara yang dihasilkan. Gangguan tidur ini dapat menyebabkan insomnia dan kelelahan di siang hari, yang memengaruhi kinerja sehari-hari.
Penyebab Menggeretakkan Gigi Saat Tidur
Penyebab pasti bruxism masih belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, antara lain:
1. Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan merupakan salah satu penyebab utama bruxism. Ketegangan emosional dan pikiran yang terus menerus dapat memicu seseorang untuk menggeretakkan gigi saat tidur.
2. Gangguan Tidur
Orang dengan gangguan tidur seperti apnea tidur lebih cenderung mengalami bruxism. Gangguan ini mengganggu pola tidur normal, yang bisa memicu gerakan menggeretakkan gigi.
3. Gaya Hidup
Konsumsi alkohol, rokok, dan kafein dalam jumlah banyak juga dikaitkan dengan peningkatan risiko bruxism.
4. Faktor Genetik
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa bruxism bisa berjalan dalam keluarga, menunjukkan adanya faktor genetik.
Cara Mengatasi Menggeretakkan Gigi Saat Tidur
Untuk mengatasi bruxism, diperlukan pendekatan yang menyeluruh, meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan alat bantu, dan dalam beberapa kasus, intervensi medis.
1. Perubahan Gaya Hidup dan Diet
- Hindari Makanan dan Minuman Pengeras Rahang:
Makanan keras atau lengket dan minuman berkafein bisa memperburuk kondisi. Cobalah untuk menghindarinya, terutama menjelang waktu tidur.
- Tetap Terhidrasi:
Minum cukup air dapat membantu menjaga kelembapan mulut dan mengurangi kemungkinan menggeretakkan gigi.
2. Teknik Relaksasi dan Terapi
- Terapi Relaksasi Otot Rahang:
Latihan khusus untuk merelaksasikan otot-otot rahang bisa sangat membantu, terutama sebelum tidur.
- Konseling atau Terapi:
Untuk bruxism yang dipicu oleh stres atau kecemasan, terapi perilaku kognitif atau konseling bisa efektif dalam mengurangi kebiasaan menggeretakkan gigi.
3. Pengobatan Profesional
- Koreksi Gigi dan Rahang
Untuk kasus yang disebabkan oleh ketidakseimbangan gigi atau rahang, pengobatan ortodontik atau perawatan gigi lainnya mungkin diperlukan.
- Penggunaan Alat Splint atau Mouth Guard
Alat ini dirancang khusus oleh dokter gigi untuk pasien dan bisa sangat efektif dalam mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi dan rahang.
Dengan menyesuaikan kebutuhan, setiap orang yang mengalami bruxism dapat menemukan solusi yang efektif untuk mengurangi atau bahkan menghentikan sepenuhnya kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan diagnosis dan rencana perawatan yang tepat.
Referensi
“Pengaruh Bruxism Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut” dalam Jurnal Kedokteran Gigi Nasional. Artikel ini menyediakan gambaran umum tentang dampak bruxism terhadap kesehatan mulut dan beberapa pendekatan terapeutik.
“Manajemen Bruxism dengan Night Guard: Sebuah Studi Kasus” dalam Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan. Studi ini membahas penggunaan night guard sebagai salah satu metode efektif dalam mengelola bruxism dan melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut.
“Stres Sebagai Faktor Risiko Utama Bruxism: Tinjauan Literatur” dalam Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental. Artikel ini mengeksplorasi hubungan antara stres, kecemasan, dan bruxism, serta menyajikan beberapa strategi manajemen stres untuk mengurangi bruxism.